Membutuhkan kemenangan, Italia tentu lebih bermain terbuka dan tampil menyerang. Masalahnya, serangan-serangan Kroasia cukup berbahaya. Jadi . . .
Permainan Kroasia sungguh luar biasa saat membekap Republik Irlandia di laga perdana, Minggu (10/6) lalu. Sementara, Italia juga bermain cerdas dengan tampil taktis meredam juara bertahan Spanyol. Di tabel sementara, Vatreni jumawa di tangga puncak.Duel menghadapi Italia di Stadion Miejski, Poznan, Kamis (14/8) nanti akan memastikan armada Slaven Bilic menyusul Jerman ke Delapan Besar, jika menang.
Italia bersama Cesare Prandelli sepertinya tak akan merubah pakem 3-5-2. Secara permainan, pola familiar bagi beberapa klub papan atas Serie A, menumpuk lima pemain di sentra lapangan tetap menjanjikan catenaccio. Pertahanan gerendel nan rapat meski sedikit dimodifikasi. Jika saat menghadapi Spanyol, sisi sayap Gli Azzurri cederung berhati-hati membantu serangan, kans melihat Cristian Maggio dan Emanuele Giaccherini sering menyentuh kotak penalti Stipe Pletikosa lebih terbuka.
Kroasia sendiri terbukti mampu mengkreasi peluang-peluang dari serangan gencar di sisi sayap, sisi yang bisa menjadi kunci penentu hasil nantinya. Sosok jangkung Mario Mandzukic terbukti tak bisa dibiarkan saat crossing-crossing meluncur ke mulut gawang. Shay Given telah menjadi korban betapa dahsyatnya heading penyerang bertinggi 1.86 cm ini.Pendekatan berbeda tentu harus dijalankan penggawa La Nazionale saat menerima serangan gencar di sisi samping lapangan. Jika Darijo Srna tetap dibiarkan leluasa melepas umpan, gawang Gianluigi Buffon bisa berada dalam bahaya. Satu yang lebih menguntungkan Italia tentu saja kualitas pertahanan Kroasia. Meski dikabarkan kurang akur, Gerard Pique dan Sergio Ramos tetap jauh lebih solid dari kombinasi Ognjen Vukojevic dan Vedran Corluka. Di sini, Mario Balotelli berpeluang mencatatkan namanya sebagai salah satu pencetak gol.
Dari sejarah pertemuan kedua negara, Italia hanya mampu menang sekali dari total enam kali duel di berbagai ajang. Satu-satunya kemenangan Italia hanyalah di partai persahabatan. Sementara, di babak kualifikasi Euro 1996, dua gol Davor Suker hanya mampu dibalas sebiji gol Baggio saat kedua negara bertemu di Palermo. Sebelumnya, di Split kedua negara hanya bermain imbang. Di lima pertemuan terbaru, Kroasia bahkan tak pernah tumbang dari Italia.