Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/membuat-teks-berjalan-di-menu-bar.html#ixzz1gm44gTrc September 2013 ~ WTOSCHA_90

Jumat, 27 September 2013

Minyak Atsiri (Essential Oil)

Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam. Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, minyak atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan menjadi komponen-komponen atau penyusun murninya. Komponen-komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk - produk lain. Contoh kelompok pertama ini adalah : minyak sereh minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak terpentin. Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri tersebut dipisahkan atau diisolasi dengan penyulingan bertingkat atau dengan proses kimia yang sederhana. Pada saat isolasi dengan penyulingan bertingkat selalu dilakukan dalam keadaan vakum. Hal ini dikerjakan untuk menghindari terjadinya isomerisasi, polimerisasi atau peruraian. Isolasi yang dapat dilakukan  berdasarkan reaksi kimia isomerisasi, polimerisasi atau peruraian. Isolasi yang dilakukan berdasarkan reaksi kimia hanya terdapat pada beberapa minyak atsiri (Sastrohamidjojo, 2004).

Komponen Kimia Minyak Atsiri
Pada dasarnya semua minyak atsiri mengandung campuran senyawa kimia dan biasanya campuran tersebut sangat kompleks. Beberapa tipe senyawa organik mungkin terkandung dalam minyak atsiri, seperti hidrokarbon, alkohol, oksida, ester, aldehida dan eter. Sangat sedikit sekali yang mengandung satu jenis komponen kimia yang persentasenya sangat tinggi. Yang menentukan aroma minyak atsiri biasanya komponen yang persentasenya tinggi. Walaupun begitu, kehilangan satu komponen yang persentasenya kecil pun dapat memungkinkan terjadinya perubahan aroma minyak atsiri tersebut (Agusta, 2000).
Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid atau terpena. Jika tanaman ini memiliki kandungan senyawa ini, berarti tanaman tersebut berpotensi untuk dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman, misalnya pada rempah – rempah atau yang dapat memberikan cita rasa di dalam industri makanan dan minuman. (Satuhu, 2012). 
Komponen kimia golongan hidrokarbon yang dominan menentukan bau dan sifat khas setiap jenis minyak. Sebagai contoh minyak terpentin yang mengandung monoterpen disebut pinene dan minyak jeruk mengandung 90% limonene.Persenyawaan yang mengandung ikatan tidak jenuh umumnya tersusun dari terpen. Komponen lainnya terdiri dari persenyawaan fenol, asam organik yang terikat dalam bentuk ester misalnya lakton, coumarin dan turunan furan misalnya quinine.
        Komponen minyak atsiri yang paling mudah menguap adalah senyawa yang mengandung 10 atom karbon (monoterpen) dan selanjutnya adalah seskuiterpen yang mengandung 15 atom karbon. Golongan terpen merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh yang molekulnya tersusun dari unit isoprene (C5H8). Unit ini yang berkondensasi dengan cara persambungan antara kepala dengan ekor isopentenilpirofosfat dan dimetil alilpirofosfat sehingg menghasilkan geranil pirofosfat yang selanjutnya mengalami reaksi sekunder seperti hidrolisa, isomerisasi , oksidasi, reduksi maupun dehidrasi untuk menghasilkan senyawa terpen maupun senyawa terpenoid yang terdapat didalam tumbuh - tumbuhan. Didalam minyak atsiri bagian utamanya merupakan senyawa terpenoid. Zat inilah penyebab terjadinya bau wangi, harum atau bau yang khas yang terjadi pada tumbuhan - tumbuhan (Harborne, 1987). 

Tumbuhan Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC)

Andaliman merupakan famili Rutaceae, adalah tanaman yang khas dijumpai di Sumatera Utara, Indonesia. Buahnya umum digunakan sebagai bumbu masakan tradisional suku Batak. Saat ini andaliman diperhitungkan menjadi sumber senyawa aromatik dan minyak esensial. Buahnya mengandung senyawa aromatik dengan rasa pedas dan getir yang khas. Jika dimakan meninggalkan efek menggetarkan alat pengecap dan menyebabkan lidah terasa kebas.
        Secara umum andaliman belum dikenal masyarakat Indonesia. Walau telah diperdagangkan diluar daerah asalnya, namun masih hanya dikenal dan dipergunakan oleh kalangan terbatas. Padahal melihat keunikan sensorik yang dimiliki dan mungkin juga aktivitas fisiologi aktifnya, bukan mustahil rempah ini dapat menjadi salah satu rempah yang berpotensi merebut pasar ekspor. Untuk itu perlu ditunjang dengan informasi hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan, disamping teknologi penanganan yang tepat sehingga diperoleh terobosan – terobosan produk yang mempunyai nilai ekonomi lebih (Wijaya, 1999).

Deskripsi Tanaman
Andaliman adalah tumbuh liar di pegunungan dengan ketinggian 1400 m dpl pada temperatur 15-180oC. Asal tumbuhan ini dari daerah Himalaya Subtropis. Di dunia, tumbuhan ini tersebar antara lain di India Utara, Nepal, Pakistan Timur, Myanmar, Thailand dan Cina. Di Cina, tumbuhan ini tumbuh pada ketinggian 2900 m dpl. Penelusuran taksonomi tanaman ini dengan nama Andaliman sering tertukar dengan tanaman dari famili piperaceae. Beberapa publikasi mengklasifikasikan Andaliman sebagai Piper ribesioides. Menurut penelusuran klasifikasi yang dilakukan oleh Wijaya et.al (1999) dengan menggunakan spesimen batang, daun dan buah diketahui bahwa Andaliman ini termasuk dalam famili rutaceae seperti halnya tumbuhan yang dikenal sebagai ”sansho” (japanese pepper). (Wijaya, 1999).
           Klasifikasi Andaliman hasil identifikasi tumbuhan Andaliman di laboratorium Herbarium Medanense  (MEDA) Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
            Kelas               : Dicotyledoneae
            Ordo                : Rutales
            Famili              : Rutaceae
            Genus              : Zanthoxylum
            Spesies            : Zanthoxylum acanthopodium DC.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost