Sumber : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/membuat-teks-berjalan-di-menu-bar.html#ixzz1gm44gTrc WTOSCHA_90

Sabtu, 05 Oktober 2013

Dasar Teori Hidrodestilasi (Destilasi oleh Air)

Peristiwa pokok yang terjadi pada proses hidrodestilasi yaitu :
11.     Difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman, disebut hidrodifusi.
Von Rechenberg menggambarkan proses hidrodifusi pada penyulingan tanaman, sebagai berikut : Pada suhu air mendidih, sebagian minyak atsiri akan larut dalam air yang terdapat dalam kelenjar. Campuran minyak dalam air ini berdifusi ke luar dengan peristiwa osmosis, melalui selaput membrane yang sedang mekar sampai di permukaan bahan, dan selanjutnya menguap. Jika asumsi Von Rechenberg benar, maka komponen yang bertitik didih lebih tinggi, tetapi lebih larut dalam air akan tersuling terlebih dahulu daripada komponen bertitik didih rendah dan kurang larut dalam air.
22.      Hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri.
Hidrolisa didefenisikan sebagai reaksi kimia antara air dengan beberapa persenyawaan dalam minyak atsiri. Komponen dalam minyak sebagian besar terdiri dari ester, dan beberapa jenis minyak bahkan mengandung ester dalam jumlah besar yang merupakan ester dari asam organik dan alkohol. Dua hal penting yang memerlukan perhatian dalam mempelajari akibat reaksi hidrolisa selama penyulingan yaitu: 1) reaksi berlangsung tidak sempurna. Bila pada permulaan reaksi terdapat ester dan air panas, maka hanya sebagian besar yang akan terurai sampai keseimbangan tercapai. Sebagai hasilnya di dalam campuran tersebut terdapat ester, air, alkohol dan asam. 2) jika hanya ada alkohol dan asam pada permulaan maka keempat persenyawaan tersebut, juga terdapat pada saat keseimbangan tercapai.
33.      Dekomposisi yang biasanya disebabkan oleh panas.

Pada awal pemanasan (suhu rendah), persenyawaan dalam minyak yang bertitik didih lebih rendah akan dibebaskan akibat perajangan dan akan menguap terlebih dahulu. Jika persenyawaan minyak atsiri bertitik didih lebih tinggi jumlahnya dominan dalam uap dan jumlah uap minyak atsiri dalam fase uap mulai berkurang, maka suhu akan naik secara bertahap sampai mencapai suhu uap jenuh pada tekanan operasional. Pada umumnya persenyawaan minyak atsiri bersifat tidak stabil pada suhu tinggi. Agar diperoleh minyak yang bermutu tinggi, maka perlu diusahakan agar supaya penyulingan minyak atsiri (bahan tanaman) berlangsung pada suhu rendah, atau dapat juga pada suhu tinggi, tapi dalam waktu sesingkat mungkin (Guenther, 2006).

Pengenalan Puncak Dalam Spektrometri Massa

Kaidah umum mengenali puncak-puncak dalam spektrometri massa EI (Electron Impact) dapat ditulis dengan memakai konsep-konsep baku kimia organik fisik : 
1. Tinggi nisbi puncak ion molekulterbesar bagi senyawa rantai lurus dan akan menurun jika derajat percabangannya bertambah.
2. Tinggi nisbi puncak ion molekul biasanya makin kecil dengan bertambahnya bobot molekul deret homolog; kecuali untuk ester lemak.
3. Pemecahan/pemutusan cenderung terjadi pada karbon tergantung gugus alkil : makin terganti gugus, makin mudah terputus. Hal ini merupakan akibat lebih mantapnya karboksasi tersier daripada sekunder yang lebih mantap daripada yang primer.
4. Adanya ikatan rangkap, struktur lingkar dan khususnya cincin aromatik (atau heteroatom) memantapkan ion molekul hingga meningkatkan pembentukannya.
5. Ikatan rangkap mendukung pemecahan adil dan menghasilkan ion karbonium alil.
6. Cincin jenuh cendrung melepas rantai, samping pada ikatan-α. Hal ini tidak lain daripada kejadian khusus percabangan. Muatan positif cendrung menyertai sibir cincin. Cincin tak jenuh dapat mengalami reaksi retro Diels-Alder.
7. Dalam senyawa aromatik terganti gugus alkil, pemecahan paling mungkin terjadi pada ikatan berloka beta terhadap cincin menghasilkan ion benzil talunan termantapkan atau ion tropilium.
8. Ikatan C – C  yang bersebelahan dengan heteroatom cenderung terpecah, meninggalkan muatan pada sibiran yang mengandung heteroatom yang elektron non ikatannya menciptakan kemantapan talunan.
9. Pemecahan sering berkaitan dengan penyingkiran molekul netral yang kecil, misalnya karbon monoksida, olefin, air, amonia, hidrogen sulfida, hidrogen sianida, merkaptan, ketena atau alkohol (Siverstein, dkk,  1986). 

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost