Peristiwa pokok yang terjadi pada
proses hidrodestilasi yaitu :
11. Difusi minyak atsiri dan air panas
melalui membran tanaman, disebut hidrodifusi.
Von
Rechenberg menggambarkan proses hidrodifusi pada penyulingan tanaman, sebagai
berikut : Pada suhu air mendidih, sebagian minyak atsiri akan larut dalam air
yang terdapat dalam kelenjar. Campuran minyak dalam air ini berdifusi ke luar
dengan peristiwa osmosis, melalui selaput membrane yang sedang mekar sampai di
permukaan bahan, dan selanjutnya menguap. Jika asumsi Von Rechenberg benar,
maka komponen yang bertitik didih lebih tinggi, tetapi lebih larut dalam air
akan tersuling terlebih dahulu daripada komponen bertitik didih rendah dan
kurang larut dalam air.
22.
Hidrolisa terhadap beberapa komponen
minyak atsiri.
Hidrolisa
didefenisikan sebagai reaksi kimia antara air dengan beberapa persenyawaan
dalam minyak atsiri. Komponen dalam minyak sebagian besar terdiri dari ester,
dan beberapa jenis minyak bahkan mengandung ester dalam jumlah besar yang merupakan
ester dari asam organik dan alkohol. Dua hal penting yang memerlukan perhatian
dalam mempelajari akibat reaksi hidrolisa selama penyulingan yaitu: 1) reaksi
berlangsung tidak sempurna. Bila pada permulaan reaksi terdapat ester dan air
panas, maka hanya sebagian besar yang akan terurai sampai keseimbangan
tercapai. Sebagai hasilnya di dalam campuran tersebut terdapat ester, air,
alkohol dan asam. 2) jika hanya ada alkohol dan asam pada permulaan maka
keempat persenyawaan tersebut, juga terdapat pada saat keseimbangan tercapai.
33.
Dekomposisi yang biasanya disebabkan
oleh panas.
Pada awal
pemanasan (suhu rendah), persenyawaan dalam minyak yang bertitik didih lebih
rendah akan dibebaskan akibat perajangan dan akan menguap terlebih dahulu. Jika
persenyawaan minyak atsiri bertitik didih lebih tinggi jumlahnya dominan dalam
uap dan jumlah uap minyak atsiri dalam fase uap mulai berkurang, maka suhu akan
naik secara bertahap sampai mencapai suhu uap jenuh pada tekanan operasional.
Pada umumnya persenyawaan minyak atsiri bersifat tidak stabil pada suhu tinggi.
Agar diperoleh minyak yang bermutu tinggi, maka perlu diusahakan agar supaya
penyulingan minyak atsiri (bahan tanaman) berlangsung pada suhu rendah, atau
dapat juga pada suhu tinggi, tapi dalam waktu sesingkat mungkin (Guenther,
2006).