SAGALA FAMILY

Sabtu, 05 Oktober 2013

Dasar Teori Hidrodestilasi (Destilasi oleh Air)

Peristiwa pokok yang terjadi pada proses hidrodestilasi yaitu :
11.     Difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman, disebut hidrodifusi.
Von Rechenberg menggambarkan proses hidrodifusi pada penyulingan tanaman, sebagai berikut : Pada suhu air mendidih, sebagian minyak atsiri akan larut dalam air yang terdapat dalam kelenjar. Campuran minyak dalam air ini berdifusi ke luar dengan peristiwa osmosis, melalui selaput membrane yang sedang mekar sampai di permukaan bahan, dan selanjutnya menguap. Jika asumsi Von Rechenberg benar, maka komponen yang bertitik didih lebih tinggi, tetapi lebih larut dalam air akan tersuling terlebih dahulu daripada komponen bertitik didih rendah dan kurang larut dalam air.
22.      Hidrolisa terhadap beberapa komponen minyak atsiri.
Hidrolisa didefenisikan sebagai reaksi kimia antara air dengan beberapa persenyawaan dalam minyak atsiri. Komponen dalam minyak sebagian besar terdiri dari ester, dan beberapa jenis minyak bahkan mengandung ester dalam jumlah besar yang merupakan ester dari asam organik dan alkohol. Dua hal penting yang memerlukan perhatian dalam mempelajari akibat reaksi hidrolisa selama penyulingan yaitu: 1) reaksi berlangsung tidak sempurna. Bila pada permulaan reaksi terdapat ester dan air panas, maka hanya sebagian besar yang akan terurai sampai keseimbangan tercapai. Sebagai hasilnya di dalam campuran tersebut terdapat ester, air, alkohol dan asam. 2) jika hanya ada alkohol dan asam pada permulaan maka keempat persenyawaan tersebut, juga terdapat pada saat keseimbangan tercapai.
33.      Dekomposisi yang biasanya disebabkan oleh panas.

Pada awal pemanasan (suhu rendah), persenyawaan dalam minyak yang bertitik didih lebih rendah akan dibebaskan akibat perajangan dan akan menguap terlebih dahulu. Jika persenyawaan minyak atsiri bertitik didih lebih tinggi jumlahnya dominan dalam uap dan jumlah uap minyak atsiri dalam fase uap mulai berkurang, maka suhu akan naik secara bertahap sampai mencapai suhu uap jenuh pada tekanan operasional. Pada umumnya persenyawaan minyak atsiri bersifat tidak stabil pada suhu tinggi. Agar diperoleh minyak yang bermutu tinggi, maka perlu diusahakan agar supaya penyulingan minyak atsiri (bahan tanaman) berlangsung pada suhu rendah, atau dapat juga pada suhu tinggi, tapi dalam waktu sesingkat mungkin (Guenther, 2006).