SAGALA FAMILY

Sabtu, 30 Juni 2012

Pirlo (Juga) Merupakan Kandidat Peraih Ballon d’Or


Peran Pirlo bisa kita lihat dari data statistik. Sebagai pemain tengah, nama Pirlo nangkring di posisi ketiga pemain dengan jumlah passing terbanyak sepanjang Euro berlangsung. Nama calon lawan di final, Xavi Hernandez dan Xabi Alonso beriringan di posisi satu dua. Persentase kesuksesan umpan Pirlo juga sangat tinggi, sebesar 77 persen dari total 459 umpan.  Dari lesatan tendangan Pirlo yang membuat permainan Italia hidup, dirinya tak pernah kehilangan satu menitpun dari 5 pertandingan Italia menuju Kiev, Minggu (1/7) besok. 480 menit di lapangan, Pirlo menghadirkan satu gol dan dua assist krusial bagi lolosnya Italia ke perempat final. Penalti ala panenka yang membuat Joe Hart tampak bodoh di perempat final tentu tak akan dilupakan siapa pun.
Di level klub, Pirlo juga punya prestasi yang cukup mentereng. Ia membawa Juventus – yang merupakan klub barunya – menjadi juara setelah beberapa tahun kehilangan tajinya pasca terkena kasus Calciopoli. Tak hanya itu, ia membawa Juventus meraih gelar dengan sangat berkelas, yaitu tak terkalahkan selama semusim penuh.
Sementara Ronaldo, lelucon dirinya gagal mendapatkan kesempatan menendang penalti dalam drama adu penalti melawan Spanyol di perempat final justru lebih membekas di ingatan publik dunia alih-alih rekor tiga golnya sejauh ini. Nilai minus Ronaldo jelas terlihat di dua pertandingan awal. Begitu banyak dirinya membuang peluang emas. Dari data statistik pun, penyerang Real Madrid ini terlalu banyak membuang peluang. Sudah 20 kali dirinya mencoba melepaskan tembakan ke gawang lawan dengan 15 di antaranya tepat sasaran. Jumlah tiga gol dari hasil kerja kerasnya tersebut tentu mengurangi kelayakan dirinya sebagai calon peraih Ballon d’Or.
Well, torehan gol Lionel Messi sepanjang musim ini memang luar biasa. 73 gol bersama Barcelona dan 7 gol kala berganti seragam Albiceleste, nyaris semua orang akan menempatkan La Pulga di urutan nomor pertama kandidat peraih Ballon d’Or. Namun prestasi Messi tersebut hanyalah catatan individual. Musim ini, bahkan, Barcelona hanya memenangi Copa del Rey di ajang domestik jika tak ingin memasukkan trofi Piala Super Spanyol. Gelar juara di Jepang, akhir tahun lalu pun terdengar mudah mengingat Santos tak berdaya di final Piala Dunia Klub. Messi jelas memiliki nilai minus perihal perannya di level timnas. Di Piala Dunia Afrika Selatan hingga Copa America tahun lalu pun, Argentina selalu terpuruk.