SAGALA FAMILY

Kamis, 10 Oktober 2013

Metode Penyulingan Minyak Atsiri

Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri, dikenal tiga macam metode penyulingan.
a.      Penyulingan dengan air (Water distillation)
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika dibandingkan dua metode penyulingan lain. Pada metode ini, bahan yang akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air, dengan begitu bahan bercampur langsung dengan air. Selain metodenya sangat sederhana, bahan ketel pun relatif mudah didapatkan. Pada metode ini, perbandingan jumlah air perebus dan bahan baku dibuat seimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat celah yang mengakibatkan uap keluar. Metode penyulingan ini baik digunakan untuk penyulingan bahan berbentuk tepung dan bunga – bungaan yang mudah membentuk gumpalan jika terkena panas tinggi. Namun, karena dicampur menjadi satu, waktu penyulingan yang dibutuhkan menjadi lama. Selain jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan rendah, metode penyulingan ini juga tidak baik digunakan untuk bahan – bahan dari fraksi sabun dan bahan yang larut dalam air.

b.      Penyulingan dengan air dan uap (Water and steam distillation)
Metode ini disebut juga dengan sistem kukus. Pada metode pengukusan ini, bahan diletakkan di atas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan (saringan) yang terletak beberapa sentimeter di atas permukaan air. Pada prinsipnya, metode penyulingan ini menggunakan uap bertekanan rendah. Dibandingkan dengan cara pertama (water distillation), perbedaannya hanya terletak pada pemisahan bahan dan air. Namun, penempatan keduanya masih dalam satu ketel suling. Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100oC. Lama penyulingan relatif lebih singkat, randemen minyak lebih besar, dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari sistem penyulingan dengan air.

c.       Penyulingan dengan uap (Steam distillation)

Pada sistem ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam boiler  yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika digunakan untuk menyuling bahan baku minyak astiri berupa kayu, kulit batang, maupun biji – bijian yang relatif keras. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan tekanan uap yang rendah (kurang lebih 1 atm), kemudian secara berangsur – angsur tekanan uap dinaikkan menjadi kurang lebih 3 atm. Jika permulaan penyulingan dilakukan pada tekanan tinggi, maka komponen kimia dalam minyak akan mengalami dekomposisi. Jika minyak dalam bahan dianggap sudah tersuling, maka tekanan uap perlu diperbesar lagi yang bertujuan untuk menyuling komponen kimia yang bertitik didih tinggi (Armando, 2009).

Follow me on twiter : @wtoscha_90