SAGALA FAMILY

Senin, 19 Desember 2011

GLISERIN (GLISEROL)


Gliserin pertama sekali diidentifikasi oleh Scheele pada tahun 1770 yang diperoleh
dengan memanaskan minyak zaitun (olive oil). Pada tahun 1784, Scheel melakukan
penelitian yang sama terhadap beberapa sumber minyak nabati lainnya dan lemak hewan
seperti lard. Scheel menamakan hasil temuannya ini dengan sebutan ‘the sweet principle of fats”. Nama gliserin baru dikenal setelah pada tahun 1811. Nama ini diberikan oleh Chevreul (orang yang melanjutkan penelitian Scheele ) yang diambil dari bahasa Yunani (Greek) yaitu dari kata glyceros yang berarti manis. Pada tahun 1836, Pelouze menemukan formula dari gliserol dan pada tahun 1883 Berthlot dan Luce mempublikasikan formula struktur gliserol.

Tahun 1847, Sobrero menemukan nitoglycerine, suatu senyawa yang tidak stabil
yang mempunyai potensi besar untuk berbagai aplikasi komersial. Tahun 1836, Alfred
Nobel mendemostrasikan kemampuan daya ledak nitroglycerine. Pada tahun 1875, Alfred
Nobel menemukan suatu peledak yang disebut gelatin yaitu campuran dari nitroglycerine
dan nitrocellulose. Penemuan bahan peledak ini membuat permintaan akan gliserin sangat
meningkat terutama pada saat revolusi industri. Pada tahun 1883, Runcon mematenkan
recovery gliserin dari sabun alkali hasil distilasi.
Gliserol merupakan tryhydric alcohol C2H5(OH)3 atau 1,2,3-propanetriol.Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol dan
gliserin adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian rendah(masih terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama dagang dari gliserol.Gliserol dapat dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti :
1. Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan gliserol dan asam
lemak.
2. Safonifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun
3. Transesterifikasi lemak dengan metanol menggunakan katalis NaOCH3 (sodium
methoxide), menghasilkan gliserol dan metil ester
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat splitting ini
masih terkandung dalam air manis (sweet water). Kandungan gliserol dalam air manis
biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin). Biasanya untuk pemurnian
gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses, seperti :
1. Pemurnian dengan sentrifuse
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Tujuan dari sentrifuse ini adalah untuk menghilangkan asam lemak bebas sisa dan
kotoran padat yang masih ada dalam air. Untuk operasi ini digunakan pemisah sentrifuse.
Padatan air manis ini sangat mahal karena kadar gliserol dalam air manis biasanya rendah
yaitu sekitar 10-12 %. Pada proses recovery gliserol dari sweet water dilakukan dengan
menggunakan triple effect evaporator. Untuk menguapkan 1 kg air diperlukan 1,1 kg uap.
Tekanan evaporator pertama 1 at, evaporator kedua 3 atm dan evaporator ketiga 5 atm. Pada
130
operasi pabrik ini, konsumsi uap dapat berkurang sampai 350 kg per 1000 kg air yang
diuapkan.
Gliserol yang dihasilkan pabrik evaporasi mengandung sekitar 88 % gliserol, 9-10 %
air dan 2-3 % kotoran. Permintaan mutu gliserol tergantung pada pangsa pasar. Bila mutu
gliserol yang dihasilkan masih kurang baik maka gliserol tersebut harus dimurnikan dengan
cara distilasi. Distilasi dapat dilakukan sebanyak 2-3 kali tergantung pada kemurnian dan
warna yang diinginkan.
Pada saat ini pemakaian glserin untuk berbagai keperluan industri sudah sangat luas sekali.
Berikut ini persentase pemakaian gliserin untuk berbagai keperluan industri :
 Alkyd resin : 36 %
 Cosmetic/pharmaceutical : 30 %
 Tobacco product : 16 %
 Food/beverages : 10 %
 Urethane uses : 6 %
 Explosives : 2 %
Penggunaan gliserin untuk berbagai keperluan adalah sebagai berikut :
 Kosmetik : digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant, solven.
Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair conditioners, sabun
dan deterjen.
 Dental cream : digunakan sebagai humectant
 Peledak : digunakan untuk membuat nitroglycerine sebagai bahan dasar peledak
 Industri makanan dan minuman : digunakan sebagai solven, emulsifier, conditioner,
freeze preventer and coating. Digunakan dalam industri minuman anggur dan
minuman lainnya.
 Industri logam : digunakan untuk pickling, quenching, stripping, electroplating,
galvanizing dan solfering
 Industri kertas : digunakan sebagai humectant, plasticizer, softening agent, dan lainlain.
 Industri farmasi : digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain
 Photography : digunakan sebagai plasticizing
 Resin : digunakan untuk polyurethanes, epoxies, phtalic acid dan malic acid resin.
 Industri tekstil : digunakan lubricating, antistatic, antishrink, waterproofing dan
flameproofing
 Tobacco : digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor enhancer